Kali ini Bina Sukma akan berbagi sebuah metode Bagaimana untuk bisa tetap puas yang disampaikan oleh pemimpin Universitas Spiritual Dunia, Dadi Janki, berikut petikannya;
Sang Ayah berbicara mengenai pikiran yang sia-sia dalam setiap nasihatynya.
Apa yang menyebabkan pikiran yang sia-sia muncul ? Pertama, sifat sensitif dan kedua keterikatan. Pada saat memiliki pikiran
sia-sia kita merasionalisasikan dan memberikan alasan untuk memiliki pikiran tersebut.
Ketika seseorang tidak menerima pendapat
saya, saya memiliki pikiran sia-sia dan saya mencari seseorang untuk berbagi
pikiran yang sama.
Saya ingin seseorang yang akan setuju dengan saya. Untuk menghentikan pikiran sia-sia masuk ke kedalaman mengenai apa itu
pikiran penuh kekuatan (pikiran positif) dan ciptakanlah pikiran yang positif.
Anda kemudian akan melihat betapa indahnya pengalaman tersebut. Sang Ayah tentu
akan membantu jika kita selalu mempertahankan usaha kita untuk selalu berpikir positif.
Di dalam diri harus ada cinta yang mendalam hingga kita dapat mengenali
perbedaan antara pikiran sia-sia dengan pikiran positif. Jika ada sampah
sedikitpun maka itu akan menutup dan mengunci pintu untuk pikiran positif. Pikiran dan tubuh memiliki hubungan yang mendalam. Satunya
adalah eksternal dan satunya lagi internal. Hati, rasa ataupun perasaan adalah
berhubungan dengan keduanya pikiran dan tubuh. Tiada seseorang kecuali Sang
Ayah bisa memberitahu kita bahwa jiwa dibentuk
dari pikiran, intelek dan sanskara.
Pikiran adalah yang mendalam, tetapi lebih dalam dari pikiran adalah intelek,
dan bahkan lebih dalam adalah sanskara. Keseluruhan dulunya adalah tidak suci.
Jiwa yang tertinggi mengajarkan kita bhwa kita mampu mentransformasi sanskara
kita melalui pikiran dan intelek. Sang Ayah mengatakan kepada pikiran, ingatlah
hanya Aku saja.
Intelek menyukai pengalaman ini, memiliki yoga dan menyerap pengetahuan yang telah Sang Ayah berikan. Mengingat Nya berarti
pikiran dan intelek menjadi bersih dan damai dan sanskara mulai tertransformasi. Saya kemudian mampu
tak terikat pada tubuh dan hubungan fisik dan kemudian kasih yang mendalam mulai tumbuh kepada
Jiwa Tertinggi. Ketika jiwa menjadi tak terikat pada segalanya, ini memberi
banyak pengalaman akan kasih.
Ingatan dan cinta memiliki hubungan yang dalam. Jika Anda ingat hanya pada
Nya maka Dia memberikan banyak Kasih. Sang Ayah mengingat semua orang, tetapi usaha saya untuk
mengingat menarik kasih-Nya. Ingatan saya menarik kasih-Nya. Ketika Sang Ayah
mengasihiku, itu juga menarik kasihku. Jika Anda mengalami kasih Sang Ayah secara penuh, Anda akan merasa bahwa tidak ada orang di
seluruh "kalpa" bisa mengasihi anda begitu banyak.
Ketika pikiran damai, intelek menarik kasih dan kekuatan dari Sang Ayah.
Pikiran sia-sia datang dalam pikiran yang tidak memungkinkan saya untuk memiliki yoga dari
intelek. Saya kemudian tidak mampu memberi perhatian pada prilaku dan ketika
kesempatan pelayanan datang dihadapan saya kemudian akan terserap kedalam
sia-siaan tersebut. Ini sebabnya mengapa penting untuk memiliki yoga sementara
melakukan pelayanan. Saya harus menggunakan pengetahuan dengan kasih. Sebagai
sebuah keluarga semestinya ada kepedulian rohani, untuk ini pertama-tama kita
harus memiliki kepedulian pada diri sendiri. . .
Penanggalan, tapasya dan pelayanan ... ketiganya
membangun keberuntungan kita. Jiwa hanya dapat memiliki penanggalan ketika ada
ketidaktertarikan. Ketidaktertarikan terjadi ketika kita menyadari 'apa yang
ada di dunia'? Orang berpikir bahwa mereka berada di surga karena mereka
memiliki rumah besar dan mobil. Tapi Sang Ayah
mengatakan bahwa kita sedang menciptakan ‘daratan kebahagiaan’ di sini. Sejatinya
kita sedang duduk di jaman peralihan yang Sang Ayah telah ciptakan. Kita sedang
menciptakan dunia baru melalui manisnya kasih. Jiwa hanya menjadi manis ketika
ada kepuasan dalam diri - ketika semua orang juga puas karena saya. Saya semestinya
memiliki rasa manis dalam diri sekarang - tidak boleh ada jejak amarah? Ketika
saya tetap puas maka semua orang akan puas dengan saya. Para senior kemudian
akan mengatakan bahwa jiwa ini menakjubkan, ia selalu puas. Jiwa seperti itu memuliakan
nama Sang Ayah.
Beberapa merasa mereka melakukan banyak tapi itu orang lain dan para senior
tidak puas dengan mereka. Hal ini dikarenakan jiwa itu sendiri tidak puas dalam
dirinya. Saya bisa puas ketika saya mengikuti Shrimat (Petunjuk luhur ddari
Sang Ayah). Pengetahuan ini sangat baik, pemeliharaan ini begitu baik. Bukanlah
Brahmin yang tepat ketika ada ketidakpuasan. Rasa puas datang ketika
jiwa mengikuti petunjuk luhur secara total.
Seorang pelayan tersamar akan senantiasa bertindak sebagai pilar dalam
bangunan Yagya. Sebuah pilar memungkinkan bangunan lain untuk dibangun lagi.
Untuk menjadi salah satu batu bata dari bangunan ini bukan masalah besar tetapi
pilar adalah penting mendasar. Kita sedang mendirikan gedung baru Satyuga. Ini
adalah sebuah bangunan besar dan membutuhkan pilar yang kuat. Karakter menambah
keindahan bangunan. Perawatan rohani bertindak sebagai semen di gedung untuk memungkinkan
semua batu bata menjadi rekat.
Sang Ayah memberikan pemeliharaan untuk kita melalui Yagya ini. Kita memiliki
tempat untuk duduk, makanan untuk di makan dan makanan spiritual untuk mengubah
diri. Kami menciptakan di sini apa yang akan ada di sana.
Om Shanti
0 comments:
Post a Comment