Cahaya batin ; Ada kisah indah tentang seorang raja yang ditanya
oleh seorang pemuda tentang bagaimana dia mampu menjalankan kerajaannya dengan
damai dan sukses. Raja kemudian mengundang sang pemuda untuk berkeliling di
kerajaannya. Ketika pemuda itu hendak beranjak pergi, Raja
memberikan syarat. Dia memberi pemuda itu sebuah lilin yang menyala dan berkata
bahwa apapun yang terjadi, lilin itu tidak boleh padam.Pada akhir hari, pemuda itu kembali dari
perjalanan kelilingnya dengan kelelahan. Raja bertanya bagaimana hari itu dan
apa yang telah dilihatnya. Pemuda itu berseru, “Tidak ada apa apa!”“Mengapa begitu?” Raja bertanya. “Saya terlalu
sibuk menjaga agar lilin tidak padam,” jawab pemuda itu. “Ah,” kata Raja. “Itulah rahasia menjalankan
kerajaanku.
Saya sangat sibuk memastikan cahaya batin saya tidak padam sehingga
bahwa saya tidak terjerat dalam keindahan di sekitar saya.” Rahasia Sang Raja adalah memastikan cahaya
kesadarannya tidak padam. Hal ini membuat dia tidak terpengaruh oleh banyak
adegan ‘di luar’. Dia mengungkapkan bahwa sementara ia melihat segalanya, dia
tidak melihat apa-apa, sehingga ia tidak terjebak atau terlalu asyik dalam
tugas-tugas sepele. Dengan begini dia mampu memberikan lebih banyak
dirinya yang positif. Rakyatnya bahagia dan keselarasan ini adalah minyak yang
membantunya dalam kelancaran memerintah kerajaannya. Metode meditasi hampir mirip. Kita tidak perlu
mencoba menjauhkan dunia luar, sama halnya seperti tidak mungkin menyingkirkan
kegelapan. Tetapi kita tentu bisa fokus untuk tetap tenang dan damai. Atau
dengan kata lain, memastikan bahwa cahaya batin kita tidak padam atau meledak. Bagi seseorang di jalan rohani latihan harian
tentang ‘kesadaran jiwa’ adalah suatu keharusan.
Seseorang yang spiritual akan
fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan jiwa, yaitu, mereka lebih peduli apa
yang terjadi dalam jiwa daripada kulit luar. Mereka bangga dengan kecantikan batin mereka
karena mereka telah belajar bahwa batinlah yang akan mempengaruhi dan
melindungi hal-hal luaran. Karena mereka menghormati diri mereka, mereka pun
hormat terhadap orang di sekitar mereka. Karena mereka mengasihi diri mereka,
mereka pun memiliki kasih yang berlimpah untuk berbagi dengan semua. Mereka
juga memperhatikan lingkungan dan tidak terjebak keriuhan tetangga. Kesadaran jiwa berarti berada dalam cahaya.
Cahaya adalah energi yang hidup, kebijaksanaan mendalam, jiwa yang mudah dan
anggun. ‘Pencerahan’ adalah realisasi bahwa segala
sesuatu di sekitar kita adalah energi yang memancarkan getaran. Dunia adalah
energi fisik. Kesadaran kita adalah energi halus dan interaksi antar energi
tersebut adalah gelombang yang menarik. Hidup juga dapat disamakan dengan cahaya. Cahaya
yang hidup.
Ketika lampu mati, jiwa terbang dan tubuh tidak lagi berkilau.
Tubuh meredup dan mati, namun yang mati adalah tubuh, bukan cahaya. Cahaya
tidak mati. Kebajikan mencerahkan jiwa. Ketiadaan kebajikan
adalah ketiadaan cahaya dan kegelapan lalu mengambil alih dalam wujud
sifat-sifat buruk. Datang ke dalam terang berarti melangkah keluar dari
bayangan ilusi: ketakutan, ego, menyalahkan, rasa bersalah dan kesengsaraan,
dan melangkah ke momen abadi kebajikan luhur. Ketika kita belajar untuk menguasai pikiran dan
perasaan, kita menjadi penanggung jawab atas tegangan dan arus cahaya batin
kita. Sukacita, kedamaian dan kasih memancarkan energi yang kuat dan positif
dan kita menyadari di saat itu bahwa kita memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
segala sesuatu di sekitar kita, bagaikan matahari. Kita menjadi cahaya-pekerja,
memancarkan cahaya ke dunia.Datang ke dalam terang berarti menghubungkan diri
dengan Sang Ilahi, Cahaya Agung, di alam cahaya di luar waktu, ruang, teori dan
filosofi. Inilah Rumah Cahaya kita yang kekal.Sudah waktunya untuk berlatih menjalankan
kerajaan batin kita dengan jiwa kita sepenuhnya bercahaya. Sebuah kerajaan
tanpa cahaya bukan kerajaan sama sekali! Melangkahlah ke dalam cahaya
kebajikan. Menjadi cahaya-pekerja, memancarkan cahaya ke sekeliling.Kembalilah ke kesadaran jiwa sepanjang hari dan
Anda akan memancarkan cahaya yang berbeda – bola cahaya batin.
0 comments:
Post a Comment