Aku
memperhatikanmu sebelum makan siang, engkau kesana-kemari, mungkin
engkau merasa malu berbicara denganKu, itu makanya engkau tidak
menganggukan kepala kepadaKu. Engkau melirik tiga empat meja disana, dan
engkau memperhatikan beberapa temanmu berbicara denganKu dengan berani
sebelum mereka makan tetapi engkau tidak melakukan hal seperti itu. Ok,
tidak apa-apa.
Masih ada waktu tersisa, dan Aku
berharap padamu agar mau berbicara kepadaKu, namun engkau malah pergi
pulang dan nampak engkau masih punya banyak pekerjaan yang mesti
dikerjakan. Setelah sebagian pekerjaan selesai dikerjakan engkau
menghidupkan tv, Aku tidak tahu apakah engkau suka tv atau tidak, tapi
engkau menghabiskan banyak waktu di depan tv menikmati hiburan disana.
Lagi Aku menunggu dengan sabar karena engkau nonton tv akhirnya engkau
makan, lagi engkau tidak berbicara denganKu. Saat wktunya untuk tidur, Aku kira
engkau begitu capek. Setelah engkau mengatakan selamat malam kepada
keluarga langsung engkau menuju tempat tidur dan tidak begitu lama lalu
engkau tertidur. Hal seperti itu tidak apa-apa, mungkin engkau tidak
menyadari bahwa Aku selalu ada disana. Aku memiliki kesabaran, lebih
dari apa yang pernah engkau tahu. Bahkan Aku ingin mengajarkan engaku
bagaimana bersabar dengan orang lain seperti diriKu.
Aku sangat menyayangimu, Aku setiap hari
menunggu demi sebuah anggukan, doa, pikiran atau ucapan terima kasih
yang datang dari lubuk hatimu. Sangat susah bila terjadi komunikasi satu
arah seperti ini. Namun, engkau bangun lagi esok harinya dan sekali
lagi Aku menunggumu dengan penuh cinta kasihdan berharap bahwa hari ini
engkau akan menyisihkan waktu untukKu.
Salam Kasih dari…..
Sang Ayah dan temanmu…
0 comments:
Post a Comment