Menguasai Pikiran ( lanjutan )

BK CHARLIE
Ketika saya melihat dunia dewasa ini, saya tiba pada beberapa kesimpulan. Kesimpulan pertama: Tidak ada jalan untuk kembali. Apa yang akan kita lihat adalah perubahan dunia yang semakin cepat dan semakin cepat. Kita akan melihat semakin banyak kompleksitas dan semakin banyak kesibukan, semakin banyak kebutuhan dalam pikiran kita, dan semakin banyak kegelisahan, stres dan depresi. Ini adalah realita dunia dimana kita berada. WHO mengatakan bahwa depresi akan menjadi pembunuh terbesar di masa depan. Satu dari empat orang secara klinis menderita depresi, kerena rasa tak berdaya terhadap diri mereka sendiri dan kehidupan mereka. Secara spiritual kita memahami bahwa depresi adalah berkabungnya diri kita akan sebuah rasa jati diri yang sejati. Saya menjalani hidup saya dan saya tidak yakin akan siapa saya. 
Kedua, kita perlu pendekatan baru terhadap hidup. Kita merasa bahwa orang yang berhasil dimasa depan adalah orang yang akan mengelola kesehatan mental dan emosinya. Ini adalah benar-benar penting. Kesimpulan ketiga adalah kita memerlukan keterampilan-keterampilan baru dalam hidup kita. Dunia ini sedang berubah sangat cepat, jika Anda mahir hanya dalam satu bidang saja, dunia akan melewatkan Anda, segalanya bergerak sangat cepat, satu-satunya bagian yang saya bisa kontrol adalah diri saya. Jika saya bertanya, apakah saya memiliki kontrol terhadap ekonomi? Apakah ada yang disini memiliki kontrol terhadap ekonomi, cuaca, keluarga? Namun kita selalu mencoba untuk mengontrol hal-hal ini. Satu-satunya bidang dimana saya memiliki pengaruh dan kontrol total adalah pada diri saya, pikiran saya, sikap saya, perasaan-perasaan, kata-kata dan perilaku saya. Logika spiritual adalah jika saya ingin berinvestasi untuk masa depan saya dengan sebuah cara yang positif saya harus berinvestasi dalam kesehatan mental dan emosional saya. Jadi kita kemudian mengatakan, baiklah saya harus belajar bermeditasi, apakah itu mudah? Apakah disini ada yang berpikir bahwa bermeditasi itu mudah? Begitu Anda duduk dan pikiran mulai melompat.
Salah satu alasannya adalah bahwa kita telah dibesarkan dengan mitos ini, bahwa segalanya yang penting dalam hidup adalah diluar diri kita. Dimana saya menerima cinta kasih, kedamaian, dan kehormatan adalah diluar. Otak kita telah dicuci begitu dalamnya. Seketika, ketika kita duduk bermeditasi pikiran saya melompat, pikiran pergi keluar; selalu mencari, untuk mendapatkan kualitas-kualitas ini. Kita hidup dalam sebuah dunia sibuk, bising, gangguan. Kita bangun di pagi hari, kita menghidupkan TV, kita menghidupkan radio. Kita pergi bekerja dan duduk di depan komputer sepanjang hari, pulang ke rumah menghidupkan TV, pikiran selalu di jejali dengan informasi. Dalam satu minggu kita melihat, 50,000 pesan-pesan iklan di TV di jalan-jalan, semuanya mencari perhatian Anda. Ini baru kebisingan di luar saja. Bagaimana dengan kebisingan di dalam pikiran Anda? –kebisingan dari perdebatan-perdebatan. Anda berdebat dengan orang lain, kadang-kadang ada kebisingan dari pikiran Anda sendiri— mengecewakan diri Anda sendiri, berbicara sendiri.
Suara kecil dalam pikiran Anda yang berkata: ‘Anda konyol, orang-orang tidak mencintai Anda, orang-orang tidak menyukai Anda’. Inilah mengapa kadang-kadang kita mendambakan kedamaian, keheningan dan sebuah ketenangan di dalam. Tetapi saya pikir kita takut akan hal itu. Karena kebisingan itu memiliki tujuan, kesibukan memiliki sebuah tujuan, hal itu menghalangi saya untuk melihat terlalu dalam. Itu menghentikan saya mencari siapa diri saya yang sebenarnya. Karena jika saya selalu sibuk saya merasa penting. Saya tidak menggunakan waktu saya dengan jujur untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam pikiran saya. Kesibukan mempercepat kecepatan pikiran menjadi begitu parah sehingga banyak dari kita sakit. Disinilah meditasi adalah sebuah metode yang luar biasa untuk mendidik diri sendiri tentang apa yang sedang terjadi di dalam.
Semua sumber daya saya ada di dalam. Segalanya yang Anda perlukan ada di dalam. Ketika Anda duduk, Anda mengemudi di dalam dan Anda tiba pada sebuah tempat yang damai. Begitu manis, tempat itu jauh dari hingar-bingarnya dunia, jauh dari kebisingan masa lalu, bahkan jauh dari pikiran Anda sendiri, bahkan jauh dari kebutuhan-kebutuhan ego saya sendiri. Ego saya begitu lapar untuk mendapatkan perhatian dan rasa hormat. Pada saat itu bahkan melepaskan harapan-harapan yang saya letakkan pada diri sendiri, melepaskan tekanan-tekanan. Kita meletakkan semua tekanan-tekanan ini pada diri kita untuk menjadi sesuatu. Saya harus menjadi sesuatu, orang-orang harus mengenali saya. Ini adalah ego saya yang sedang menipu saya. Dalam meditasi saya masuk ke dalam tempat yang manis di dalam, dimana saya merasa begitu tenang dan begitu hening. Meditasi adalah seperti pulang ke tempat asal saya di dalam pikiran saya. Orang yang berhasil bukanlah orang yang kaya, kuat dll. Orang yang berhasil adalah orang yang puas dengan diri mereka. Berapa banyak orang-orang saat ini yang benar-benar puas dengan diri mereka? Ketika saya melangkah dalam jalan menguasai pikiran saya, ada tiga bidang sederhana dimana saya bisa memulainya. Pertama-tama pikiran saya memerlukan kedamaian. (Bersambung..)

0 comments:

Post a Comment

BinaSukma. Powered by Blogger.

Categories