Ada berbagai jenis rasa takut dan tidak perlu mengulasnya satu persatu di sini. Rasa takut,saya rasa, adalah ketidaksucian. Mengapa seseorang takut? Mungkin karena dia memiliki sifat keakuan/egois; bisa saja sebuah kekhawatiran yang berlebihan akan keamanan diri. J. Krishnamurti dengan tepat mengatakan: ’Takut bisa datang ketika kita tidak dapat memahami hubungan;hubungan bukan hanya antar sesama manusia tetapi dengan diri kita sendiri dan alam, diri kita dan benda, diri kita dan ide-ide dan sepanjang hubungan-hubungan ini tidak dipahami ketakutan tetap ada’. Terhubung adalah hidup dan tanpa hubungan tidak ada kehidupan.
Tak ada yang bisa hidup dalam keterasingan; ketakutan bukan abstrak - ujar J.Krishnamurti. Takut hanya ada dalam keterkaitannya dengan sesuatu. Selain dari alasan-alasan ini, yang utama adalah tidak memiliki kebiasaan keyakinan yang spontan kepada Tuhan. Melihat secara mendalam pada sesuatu hal membuat kita menyadari “Ya, inilah alasan sebenarnya”.
Akar masalah adalah kurangnya rasa percaya. Jika kita memiliki keyakinan pada Tuhan, akan mudah bagi kita memahami apapun yang Dia lakukan dan membuatnya terjadi untuk kita adalah yang terbaik - kita tidak akan takut. Kita takut tidak maju, tidak menjadi, takut akan ketidaktahuan, akan kematian, takut mederita, sakit. Tapi sekali lagi, percaya pada Tuhan dan ciptaanNya - dalam hal inilah kita kurang. Apa itu rasa takut? Apa yang Anda maksud dengan rasa takut? membantu kita menaklukkan ketakutan. Takut memancar dari dalam pikiran kita - tempat buah-buah pikiran kita diproses. Akan tetapi seseorang tidak bisa berpikir tanpa kata-kata, pikiran menciptakan gambar-gambar kata-kata, gambar, simbol adalah prasangka, proyeksi pengetahuan akan fakta-fakta tertentu, dan kekhawatiran ini menciptakan ketakutan kita. Salah satu obatnya adalah menghadapi dengan berani apa yang ditakuti.
Ketika seseorang menghadapi bahaya yang ditakutinya, ketakutan lenyap. Sebenarnya keberanian sejati, dalam arti terdalam, adalah menghadapi segalanya dalam hidup mulai yang terkecil hingga terbesar, dari yang material hingga ruh tanpa gentar, tanpa jantung berdebar, tanpa gemetar. Itu hanya bisa dilakukan ketika seseorang mengetahui bahwa dirinya adalah entitas abadi yang disebut jiwa, dan bahwa kita bukan hanya badan dan melalui itu kita memainkan peran-peran kita dalam drama yang tak terbatas di dunia ini. Bebas dari takut hanya bisa ada ketika pikiran melihat fakta tertentu tanpa memberikannya sebuah nama, sebuah label. Tetapi ini sangat sulit sekali. Perasaan, reaksi dan keresahan yang kita miliki seketika diberi nama oleh pikiran. Begitu sebuah nama diberikan pada rasa takut, rasa takut mendapatkan kekuatan.
Tapi jika kita mampu melihat rasa takut tanpa sebuah nama maka rasa takut pun lenyap, pergi. Kita tidak lagi menolaknya; semakin kita menolak, semakin sakit, semakin stress. Untuk itu, sikap paling bijak bukanlah meloloskan diri, melarikan diri tetapi mengubah rasa takut, nyalakan kesadaran dan pengetahuan padanya. Ubah rasa takut untuk menyembuhkan semuanya. Dalam kehidupan, kita bertemu banyak orang yang tanpa rasa takut, beberapa bahkan sampai gila-gilaan. Beberapa ada yang sangat berhati-hati, ada yang terlalu berhati-hati berpikir dan melihat positifnya dari sesuatu hal. Mereka tidak percaya pada apapun. Dapatkah Anda mengatakan itu normal? Tidak, dalam kedua situasi berlebihan itu salah. Menurut saya apapun yang berlebihan itu buruk, suatu hal yang kita semua mengerti. Seorang teman dekat saya sedang menghadapi masalah dalam hidupnya. Dengan hubungannya dan itu rasa takut belaka, khawatir. Mengantisipasi apapun, tanpa mencoba mengerti kebenarannya. Hasilnya dia ditinggal sendirian, dia tidak bisa berperilaku normal. Saya merasa kasihan padanya karena saya tahu dia memiliki masalah kepercayaan di masa lalu dan itu mengendap dalam pikiran bawah sadarnya.
Sungguh sebuah tugas nyata bagi saya untuk mencoba membawanya kembali menjadi dirinya yang normal, karena dia tidak akan pernah sanggup berbicara dengan seorang pria. Untuk membenarkan dirinya, dia akan memberikan alasan yang ceroboh, yang sepertinya tidak wajar menurut orang-orang. Dan rekan-rekan kami akan berkata, “Apa dia sakit jiwa; apa dia memiliki gangguan kepribadian?’
Tak ada yang bisa hidup dalam keterasingan; ketakutan bukan abstrak - ujar J.Krishnamurti. Takut hanya ada dalam keterkaitannya dengan sesuatu. Selain dari alasan-alasan ini, yang utama adalah tidak memiliki kebiasaan keyakinan yang spontan kepada Tuhan. Melihat secara mendalam pada sesuatu hal membuat kita menyadari “Ya, inilah alasan sebenarnya”.
Akar masalah adalah kurangnya rasa percaya. Jika kita memiliki keyakinan pada Tuhan, akan mudah bagi kita memahami apapun yang Dia lakukan dan membuatnya terjadi untuk kita adalah yang terbaik - kita tidak akan takut. Kita takut tidak maju, tidak menjadi, takut akan ketidaktahuan, akan kematian, takut mederita, sakit. Tapi sekali lagi, percaya pada Tuhan dan ciptaanNya - dalam hal inilah kita kurang. Apa itu rasa takut? Apa yang Anda maksud dengan rasa takut? membantu kita menaklukkan ketakutan. Takut memancar dari dalam pikiran kita - tempat buah-buah pikiran kita diproses. Akan tetapi seseorang tidak bisa berpikir tanpa kata-kata, pikiran menciptakan gambar-gambar kata-kata, gambar, simbol adalah prasangka, proyeksi pengetahuan akan fakta-fakta tertentu, dan kekhawatiran ini menciptakan ketakutan kita. Salah satu obatnya adalah menghadapi dengan berani apa yang ditakuti.
Ketika seseorang menghadapi bahaya yang ditakutinya, ketakutan lenyap. Sebenarnya keberanian sejati, dalam arti terdalam, adalah menghadapi segalanya dalam hidup mulai yang terkecil hingga terbesar, dari yang material hingga ruh tanpa gentar, tanpa jantung berdebar, tanpa gemetar. Itu hanya bisa dilakukan ketika seseorang mengetahui bahwa dirinya adalah entitas abadi yang disebut jiwa, dan bahwa kita bukan hanya badan dan melalui itu kita memainkan peran-peran kita dalam drama yang tak terbatas di dunia ini. Bebas dari takut hanya bisa ada ketika pikiran melihat fakta tertentu tanpa memberikannya sebuah nama, sebuah label. Tetapi ini sangat sulit sekali. Perasaan, reaksi dan keresahan yang kita miliki seketika diberi nama oleh pikiran. Begitu sebuah nama diberikan pada rasa takut, rasa takut mendapatkan kekuatan.
Tapi jika kita mampu melihat rasa takut tanpa sebuah nama maka rasa takut pun lenyap, pergi. Kita tidak lagi menolaknya; semakin kita menolak, semakin sakit, semakin stress. Untuk itu, sikap paling bijak bukanlah meloloskan diri, melarikan diri tetapi mengubah rasa takut, nyalakan kesadaran dan pengetahuan padanya. Ubah rasa takut untuk menyembuhkan semuanya. Dalam kehidupan, kita bertemu banyak orang yang tanpa rasa takut, beberapa bahkan sampai gila-gilaan. Beberapa ada yang sangat berhati-hati, ada yang terlalu berhati-hati berpikir dan melihat positifnya dari sesuatu hal. Mereka tidak percaya pada apapun. Dapatkah Anda mengatakan itu normal? Tidak, dalam kedua situasi berlebihan itu salah. Menurut saya apapun yang berlebihan itu buruk, suatu hal yang kita semua mengerti. Seorang teman dekat saya sedang menghadapi masalah dalam hidupnya. Dengan hubungannya dan itu rasa takut belaka, khawatir. Mengantisipasi apapun, tanpa mencoba mengerti kebenarannya. Hasilnya dia ditinggal sendirian, dia tidak bisa berperilaku normal. Saya merasa kasihan padanya karena saya tahu dia memiliki masalah kepercayaan di masa lalu dan itu mengendap dalam pikiran bawah sadarnya.
Sungguh sebuah tugas nyata bagi saya untuk mencoba membawanya kembali menjadi dirinya yang normal, karena dia tidak akan pernah sanggup berbicara dengan seorang pria. Untuk membenarkan dirinya, dia akan memberikan alasan yang ceroboh, yang sepertinya tidak wajar menurut orang-orang. Dan rekan-rekan kami akan berkata, “Apa dia sakit jiwa; apa dia memiliki gangguan kepribadian?’
1 comments:
Salam kenal, mau minta ijin ngeshare boleh gak yah? lagi mau bahas masalah rasa takut ada beberapa kalimat yang menarik yang mau saya ambil darisini. sebelumnya perkenalkan saya Ratna WS dari Jakarta.
gak semuanya saya copy, hanya beberapa kalimat yang ingin saya masukan ditulisan saya. thanks sebelumnya
Post a Comment